Makalah proyek pratikum elektronika dasar, Alarm Cahaya

MAKALAH PROYEK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR (ELDAS)

ALARM CAHAYA


                                                           
  

 Disusun Oleh :
1DCO3
Rabu / Shift 2
 Doni Alip / 42116164

Andika Kusuma Wardana / 40116784




LABORATORIUM DASAR ELEKTRONIKA DAN KOMPUTER
TEKNIK KOMPUTER (D3)
UNIVERSITAS GUNDARMA
2016/2017


KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT, karena kami dapat menyelesaikan proyek elektronika dasar (E1) yaitu “ALARM CHAYA” beserta makalahnya dengan tepat waktu. Dengan adanya makalah ini kami mengharapkan agar dapat lebih memahami tentang prinsip kerja ALARM CAHAYA dan juga teori-teori dasar tentang elektronika.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya dapat dijadikan sebagai suatu bahan untuk pembahasaan yang lebih luas lagi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan , makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala penulisan dapat teratasi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada para PJ LAB elektronika dasar (E1) karna dari merekalah kami mendapatkan masukan materi. Kami berterima kasih  juga kepada Keluarga HMTK, khususnya untuk Tebe, david, mushoffa dll yang tidak kami sebutkan satu persatu. Yang telah mem bantu kami dalam menyelesaikan proyek ini.
Ahkir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semuanya yang telah membantu penulisan. Semoga makalah ini bermanfaat untuk orang lain. Amin

                                               
                                                                                                           
                                                                                                                       
                                                                                                BEKASI, 29 MEI  2017



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………iii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………..ii
DAFATAR ISI……………………………………………………………………………...iv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………..1
1.1  Latar Belakang Masalah……………………………………………………..1
1.2  Batasan Masalah……………………………………………………………..1
1.3  Tujuan Penulisan…………………………………………………………….1
1.4  Metode Penulisan……………………………………………………………1
1.5  Sistematika Penulisan………………………………………………………..2

BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………………………4
2.1 RESISTOR………………………………………...………………………....4
2.2 DIODA…………………………………………….…………………………5
2.3 RELAY………………………………………………………………………6
2.4 KAPASITOR………………………………………………………………...7
2.5 TRANSISTOR……………………………………………………………….8
2.6
Light Dependent Resistor (LDR)…………………...……………………….9
2.7 BUZZER……………………………………………………………………..9
BAB  III
ANALISA RANGKAIAN……………………………….………………………10
3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram..............................................12
3.2 Analisa rangkaian secara Detail…..…………………………………...10
BAB IV
CARA PENGOPERASIAN ALAT…………………….………………………...14
4.1  Cara Pengoperasian Alat…………..………………………………….14
BAB V PENUTUP……………………………………………….……………………….16
5.1Kesimpulan…………………………………………………………….16
5.2Saran…………………………………………………………………...16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….17
LAMPIRAN…………………………………………………………………........18


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perangkat elektronika merupakan suatu perangkat keras yang kompleks dimana suatu perangkat dapat terdiri dari puluhan, bahkan ratusan komponen elektronika. Seiring dengan perkembangan teknologi dan desakan oleh kebutuhan pasar dalam produksi perangkat elektronika, maka dikembangkan suatu perangkat elektronika yang mengintegrasikan semua atau sebagian komponen elektronika dalam satu perangkat, dimana perangkat ini akan menjadi sebuah perangkat yang fleksibel dan efisien.
1.2 Batasan Masalah
Karena luasnya ruang lingkup dalam bidang elektronika, maka penulis membatasi bahasan makalah ini pada hal-hal yang menyangkut pembuatan dari alat Alarm Cahaya saja yang bertujuan untuk mempermudah dalam pemahaman dan pengertian tentang masalah-masalah pada Alarm Cahaya. Serta memberikan bahasan khusus berupa bagaimana alat Alarm Cahaya dapat menghasilkan sebuah output berupa bunyi pada buzzer ketika sensor pada LDR tidak menerima cahaya.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penelitian ilmiah ini yaitu untuk memberikan pelatihan pada mahasiswa penulisan makalah dan kerjasama dalam mengerjakan proyek yang terima dan berguna dalam masyarakat.
1.4 Metode Penulisan
Dalam menyusun tulisan ilmiah ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1.4.1. Metode observasi, yaitu penulis melakukan percobaan dengan melakukan percobaan dari tiap-tiap blok yang terdapat dalam rangkaian Alarm Cahaya. Penulis juga melakukan pengamatan langsung mengenai cara kerja alat pengusir nyamuk setelah di rangkai menjadi alat peraga. Pengamatan ini dilakukan selama menjalani praktikum.
1.4.2. Metode Wawancara, yaitu dimana pada metode ini penulis dapat mewawancara narasumber yang mengerti tentang alarm cahaya.
1.4.3. Metode Studi Pustaka, yaitu penulis mengambil sumber-sumber informasi yang diperlukan dalam metode penelitian dari beberapa buku dan website serta sumber-sumber terkait yang dapat menunjang dalam menganalisa dan mempelajari rangkaian atau alat yang akan dibuat.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan dilakukan dengan memberikan penjelasan secara ringkas atau pokok-pokok bahasan yang dimaksud dari tiap bab yang disusun yaitu:
BAB I Pendahuluan
Bab ini, penulis mengemukakan latar belakang pembuatan tulisan ilmiah, tujuan dari penelitian, rumusan dari tulisan ilmiah dan sistematika dari tulisan ilmiah ini.
BAB II Landasan Teori
Bab ini berisikan dasar teori dari perangkat pendukung rangkaian Alarm Cahaya.
BAB III Analisis Rangkaian
Bab ini menjelaskan analisa cara kerja rangkaian baik secara tahap-tahap maupun analisa kerja secara keseluruhan.
BAB IV Cara Pengoprasian Alat
Bab ini berisi tentang cara dan panduan dalam pengoprasian alat dari proyek yang akan kami presentasikan dalam hal ini yaitu alat Alarm Cahaya.
BAB V Penutup
Bab ini akan membahas dan uraian tentang simpulan maupun saran serta jalur pada printed circuit board ( PCB ), pemasangan dan penyolderan komonen hingga pengemasanya kedalam box / casing.
Daftar Pustaka
Pada daftar pustaka ini berisi tentang acuan kita atau sebagai referensi dari pembuatan makalah alarm cahaya.
Lampiran
Pada lampiran berisi tentang skematik rangkaian alarm cahaya dan juga berisi tentang data pengamatan.


  
BAB II
LANDASAN TEORI
Pertama-tama kita perlu mempelajari mengenai dasar-dasar teori dan prinsip-prinsip kerja serta komponen-komponen yang di gunakan dari rangkaian Alarm Cahaya ini. Baik jenis-jenis komponen dan juga fungsi dari tiap-tiap komponen tersebut. Komponen Elektronika Dasar terbagi menjadi 2 macam, yaitu komponen aktif dan komponen pasif. Dua macam komponen ini lah yang selalu ada dalam setiap rangkaian elektronika. Komponen Aktif adalah komponen elektronika yang memerlukan arus listrik atau tegangan agar dapat bekerja dalam rangkaian elektronika. Sedangkan Komponen Pasif adalah komponen elektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus tegangan atau listrik.
2.1 Resistor
Jenis-Jenis Resistor dalam komponen elektronika dapat di kategorikan dalam 2 jenis, yaitu Resistor tetap (nilai resistansi tetap) dan Resistor variabel (nilai resistansi yang dapat diubah atau resistor variabel). Resistor adalah komponen yang mempunyai sifat penghambat listrik.
Resistor tetap (nilai resistansi tetap) adalah jenis-jenis resistor yang memiliki nilai resistansi yang tertulis pada badan resistor menggunakan kode warna dan kode angka. Resistor jenis ini sering digunakan sebagai penghambat arus listrik secara permanen dalam rangkaian elektronika. Fungsi resistor ini pada rangkaian elektronika adalah pada pembatas arus yang mengalir pada Bazzer .
Resistor Variabel adalah jenis-jenis resistor yang nilai resistansinya dapat dibuah secara langsung baik dengan tuas atau menggunakan obeng. Jenis-jenis resistor ini terbagi lagi menjadi 2, yaitu trimpot (trimer potensio) dan potensiometer.

• Trimpot
Resistor jenis trimpot merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat diubah dengan memutar porosnya menggunakan obeng. Nilai dari sebuah trimpot dapat di lihat pada badan trimpot merupakan nilai maksimum dari resistansi trimpot tersebut. Misal trimpot dengan nilai 10KOhm maka trimpot tersebut dapat diubah nilai resistansinya dari 0Ohm sampai 10Khm.

• Potensiometer
Resistor ini merupakan resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan cara memutaor porosnya melalui tuas yang telah tersedia. Nilai dari potensiometer dapat di lihat pada badan potensio menggunakan kode angka. Nilai resistansi potensiometer yang beredar dipasaran ada 2 macam, yaitu nilai resistansinya yang dapat diubah secara logaritmis dan nilai resistansi yang dapat diubah secara linier.
Simbol Resistor dapat di lambangkan dengan huruf R, yaitu salah satu komponen pasif yang sifatnya resistif, menghambat besarnya arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Selain sebagai penghambat arus listrik, Fungsi Resistor juga sebagai pembagi arus listrik, pembagi tegangan listrik, dan penurun tegangan listrik.
Macam-macam resistor memiliki perbedaan masing-masing, seperti resistor metal film, resistor kapur, dan juga variable resistor. Namun jenis-jenis resistor yang sering di pakai adalah resistor dengan gelang warna.
2.2 Dioda
Dioda merupakan suatu semikonduktor yang hanya dapat menghantar arus listrk dan tegangan pada satu arah saja. Bahan pokok untuk pembuatan doada adalah Gemanium (Ge) dan Silikon/Silsilum (Si). Dioda terbagi menjadi beberapa jenis yaitu:
a. Dioda Kontak Titik
Doida ini digunakan untuk mengubah frekuensi tinggi menjadi frekuensi rendah.
Contoh tipe dari dioda ini misalnya ; OA 70, OA 90 dan IN 60.
b. Dioda Hubungan
Dioda ini dapat mengalirkan arus atau tegangan yang besar hanya dalam satu arah. Dioda ini biasa digunakan untuk menyearahkan arus dan tegangan. Dioda ini memiliki tegangan maksimal dan arus maksimal, misalnya dioda tipe 1N4001 ada 2 jenis yaitu yang berkapasitas 1A/50V dan 1A/100V.
c. Dioda Zenner
Dioda Zenner adalah dioda yang bekerja pada daerah Breakdown atau pada daerah kerja reverse bias. Dioda ini banyak digunakan untuk pembatas tegangan. Tipe dari dioda Zenner dibedakan oleh tegangan pembatasnya. Misalnya 12V, ini berarti dioda Zenner dapat membatasi tegangan yang lebih besar dari 12 atau menjadi 12V.

2.3 Relay
Relay merupakan komponen elektronika yang dapat mengimplementasi kan logika switching. Dalam arti sederhana Relay merupakan komponen elektronika berupa saklar elektronik yang di gerak oleh arus listrik.
Prinsip kerja relay yaitu relay terdiri dari coil dan contact. Coil adalah gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedangkan contact adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik pada coil.
Contact ada 2 jenis :
• Normally open (kondisi sebelum diaktifkan open)
• Normally closed (kondisi awal sebelum di aktifkan close)
Secara prinsip kerjanya relay : ketika coil mendapat energy listrik (energized), akan timbul gaya electromagnet yang akan menarik armature yang berpegas dan contact akan menutup.

2.4 Kapasitor
Pengertian Kapasitor merupakan komponen elektronika kali ini yang akan kita bahas adalah kapasitor.Selain kapasitor nama lainnya adalah condensator.Komponen ini seperti halnya resistor juga termasuk dalam kelompok komponen pasif,yaitu jenis komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus panjar.
Fungsi kapasitor adalah untuk menyimpan arus/tegangan listrik. Untuk arus DC kapasitor berfungsi sebagai isulator/penahan arus listrik, sedangkan untuk arus AC berfungsi sebagai konduktor/melewatkan arus listrik.
Dalam penerapannya kapasitor digunakan sebagai filter/penyaring, perata tegangan DC pada pengubah AC to DC,pembangkit gelombang ac atau oscilator dsb.
Nilai kapasitor dapat kita lihat pada tulisan yang terdapat pada body-nya, misalnya 10 uF/16 V artinya nilai kapasitor itu adalah 10 mikro Farad dan bisa bekerja pada tegangan maximal 16 V,jika melebihi 16 V maka kapasitor ini akan mengalami ‘break down’.

Farad adalah satuan nilai kapasitas dari kapasitor.
1 uF → 1 mikro Farad = 1 x 10 pangkat (-6) Farad = 0.000001 Farad
1 nF → 1 nano farad = 1 x 10 pangkat (-9) Farad
1 pF → 1 piko Farad = 1 x 10 pangkat (-12) Farad 
2.5 Transistor
Transistor adalah sebuah komponen semi konduktor aktif yang disusun dari tiga elektroda dengan bahan dasar type N dan type P, penyusunan ketiga elektroda tersebut merupakan dasar dari pada jenis transistor yaitu PNP dan NPN.
Transistor terdiri dari 3 kaki, berikut keterangan dari fungsi masing-masing kaki transistor adalah:
1. Emitor (E) adalah lapisan yang melepaskan muatan (hole positif atau elektron).
2. Colector (C) adalah lapisan yang menampung muatan (hole positif atau elektron).
3. Basis (B) adalah lapisan yang mengatur besarnya muatan yang akan mengalir.
Transistor terdiri dari dua jenis yaitu transistor bipolar dan unipolar.
Transistor bipolar adalah transistor yang ada pada daerah N mempunyai banyak sekali electron pita dan pada daerah P mempunyai banyak sekali hole. Jenis dari transistor bipolar adalah transistor PNP dan NPN, sedangkan pada transistor unipolar misalnya FET, MOSFET, JPET dan lain-lain. Fungso dari transistor adalah sebagai penguat arus, saklar elektronika, osilator, pencampur (mixer) dan penyearah.


2.6  LDR
Rangkaian LDR atau Light Dependent Resistor adalah salah satu komponen elektronika yang masih bisa di bilang sebagai resistor yang besar resistasi nilai tahanannya bergantung pada intensitas cahaya yang menutupi permukaan. Rangkaian LDRbiasanya di kenal dengan nama foto resistor, foto konduktor, sel foto konduktif atau komponen lain yang sering di gunakan dalam literatur suatu rangkaian.
Itu sebabnya makin kuat intensitas cahaya maka makin kecil nilai tahanannya dan makin lemah intensitas cahaya maka makin besar nilai tahanannya. Komponen LDR di buat dari Cadmium Sulphide (CdS). Pada umumnya, Rangkaian LDR di gunakan sebagai sensor cahaya. Cara kerja LDR akan padam pada saat LDR mendapat cahaya cukup terang, apabila LDR tidak mendapat cahaya makan komponen ini akan menyala.
Simbol dari rangkaian ldr adalah penggabungan resistor dan menunjukan bahwa resistor tersebut sensitif terhadap cahaya. Simbol dasar LDR memiliki persegi panjang yang di gunakan untuk menunjukan fungsi resistansinya dan kemudian memiliki dua anak panah masuk yang di gunakan untuk menunjukan sesitivitasnya terhadap cahaya. 
2.7 Buzzer
Buzzer merupakan salah satu alat yang dapat membangkitkan suara apabila diberi tegangan, sama halnya dengan speaker, tetapi buzzer ini hanya dapat mengeluarkan suara yang kecil dan melengking saja, sedangkan speaker bisa mengeluarkan suara dari kecil sampai suara yang besar.



BAB  III
ANALISA RANGKAIAN

Analisa rangkaian dijabarkan dalam 2 bentuk, yaitu :
1. Analisa rangkaian secara detail
2. Analisa rangkaian secara blok diagram

3.1  Ananlisa rangkain secara detail
Penjelasan mengenai alat atau komponen yang digunakan pada rangkaian Alarm Cahaya. Pada rangkaian Alarm Cahaya menggunakan komponen-komponen seperti R1 atau potensiometer. Potensiometer ini digunakan pada rangkaian untuk mengatur besar kecilnya suara yang diinginkan pada saat alat di uji coba. Selanjutnya menggunakan resistor sebanyak 4. Masing-masing resistor ini beda jenisnya, mulai dari R2 sebesar 1 KΩ, R3 sama dengan R6 yaitu sebesar 1 KΩ, serta R4 sama dengan R5 yaitu sebesar 10 KΩ. Kemudian menggunakan transistor sebanyak 4. Penjelasannya Q1,Q3,Q4 menggunakan transistor NPN (Negatif Positif Negatif). Sedangkan Q2 menggunakan transistor PNP (Positif Negatif Positif). Lalu menggunakan 2 kapasitor sebesar 100µF, menggunakan diode, buzzer yang digunakan untuk menghasilkan suara, menggunakan relay, dan yang terpenting menggunakan LDR (Light Dependent Resistor).
Pada rangkain Alarm Cahaya ini secara singkatnya, alat akan bekerja apabila diberi sumber tegangan sebesar 12 volt. Dan cara kerjanya adalah dengan menggunakan LDR. Apabila LDR menerima banyak cahaya atau terang maka bisa dikatakan rangkaian akan mati. Namun sebaliknya, apabila LDR menerima sedikit cahaya atau gelap, maka rangkaian akan membuat suara atau menyala.
Penjelasan secara detailnya adalah dengan menggunakan adaptor atau battery yang memiliki tegangan 12 volt yang digunakan untuk memberi tegangan yang dibutuhkan oleh rangkaian Alarm Cahaya untuk bekerja. Lalu sebelum melakukan uji coba, pastikan jalur dan komponen yang sudah di pasang di PCB sudah benar. Dan yang terpenting adalah pastikan letak penempatan komponen transistor sudah benar antara transistor PNP dan NPN, dan jangan sampai salah dalam menentukan yang mana basis, kolektor, dan juga emitor. Karena menurut kami transistor merupakan alat yang paling sensitive atau cepat panas, sehingga menyebabkan transistor harus sering diganti.
Jika sudah yakin semuanya sudah benar, maka dipastikan alat akan bekerja dengan mengeluarkan suara bila cahaya atau sinar yang masuk semakin banyak, maka nilai resistansinya kecil atau alat akan mati otomatis. Sedangkan sebaliknya, jika nilai cahaya yang masuk semakin kecil, maka nilai resistansinya besar alat akan akan menyala atau alat akan mengeluarkan suara.


3.2  Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram

AKTIVATOR
+12V
 
INPUT
Media : LDR
Sumber : Cahaya
 
PROSES
RELAY
Transistor
Relay
 
OUTPUT
BAZZER

 
 











Berikut merupakan penjelasan dari rangkaian secara blog diagram :
1.      Aktivator
Aktivator disini adalah tegangan/VCC. Tegangan /VCC ini bisa berupa baterai, power supply atau adaptor. Pada rangkaian ini tegangan yang dibutuhkan adalah 12 Volt. Apabila tegangan kurang dari 12 volt maka alat tidak akan bekerja sesuai apa yang kita harapakan. Kerena tegangan tersebut tidak akan dapat mengangkat beban tegangan alat ini. Sehingga tegangan merupakan suatu aktivator untuk mengaktifkan rangkaian / alat ini bekerja dan menghasilkan output serta Ground yaitu sebagai mengoff kan rangkaian dan mengatur untuk membuat On dan Off alat tersebut.


2.      Input
LDR
Inputannya yaitu LDR. LDR (Light Dark Resistor)  merupakan komponen paling penting dalam alat ini.  Karena pada LDR terdapat sensor yang peka terhadap cahaya yang  diterimanya. Dengan adanya LDR, banyak sedikitnya cahaya yang masuk akan ditangkap dan  diproses sehingga menghasilkan output yang  berbeda. Cahaya merupakan salah satu yang mempengaruhi output sistem kerja alat ini. Banyaknya cahaya yang masuk mempengaruhi proses tegangan yang mengalir pada rangkaian.  Sehingga bazzer akan bergantian menyala apabila tegangan tersebut mengalir melewatinya.

3.      Proses
Saklar/Relay
Saklar elektronik ini digunakan untuk menjaga tegangan listrik agar dapat mengalir pada komponen-komponen yang sesuai. Saklar akan menutup apabila terdapat aliran tegangan yang melewatinya. Namun, saklar akan membuka apabila tidak terdapat aliran tegangan yang melewatinya.
4.      Output
Output yang dihasilkan akan terlihat melalui bazzer yang ada pada rangkaian. Bazzer akan berbunyi sesuai input yang masuk pada rangkaian. Bila input cahaya, bazzer akan mati/tidak berbunyi dipengaruhi oleh banyak sedikitnya cahaya. Dan bila input tegangan, bazzer akan menyala atau tidak dipengerahui besar kecilnya tegangan. Apabila tegangan sesuai yang diinginkan, maka bazzer akan berbunyi.


BAB IV
CARA PENGOPERASIAN ALAT
4.1  Cara Pengoperasian Alat
Rangkaian  ini menggunakan sumber tegangan sebesar +12 volt dan Ground. Dengan inputan yaitu cahaya yang ditangkap oleh sesnsor LDR. Melalui Proses yaitu  Relay sehiingga menghasilkan output pada  BUZZER. Berikut adalah cara kerja pengoperasian alat yaitu : 
1.      Hubungkan Rangkaian dengan Power supply, yaitu VCC +12 Volt dan Ground yang berfungsi sebagai aktivator untuk mengaktifkan rangkaian tersebut.
2.      Pada rangkaian ini menghasilkan 2 output yang berbeda. Berikut merupakan proses untuk menghasilkan output tersebut, yaitu :

1. (Saat LDR terkena cahaya) LDR akan memiliki nilai tahanan yang sangat kecil. Semakin terang cahaya yang mengenainya semakin kecil nilai tahanan yang dimilikinya (bahkan bisa diabaikan besarnya). Kondisi ini akan menyebakan arus listrik akan memilih untuk mengalir melewati LDR ini dan tidak akan melewati Resistor 1 Kilo ohm yang terhubung ke basis transistor, (ingat prinsip arus listrik itu akan lebih suka mengalir ke tempat yang tidak punya tahanan dan enggan untuk mengalir ke tempat yang tahanannya tinggi).
Kondisi ini akan membuat Transistor tidak dapat bekerja (seperti saklar terbuka) sehingga tidak ada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor transistor. Ini artinya tidak ada arus yang mengalir pada relay yang terpasang pada kolektor transistor.


Karena relay tidak mendapatkan arus listrik, maka relay tidak bekerja sehingga tidak dapat menarik saklar yang akan menghubungkan arus listrik ac (PLN) ke bazzer. Keadaan ini akan membuat bazzer tidak berbunyi.


2  (Saat LDR tidak terkena cahaya) LDR akan memiliki tahanan yang sangat besar sehingga tidak bisa di aliri arus listrik. Kondisi ini akan menyebabkan arus listrik memilih R2 1 kilo ohm sebagai tempat mengalir.
Ketika arus listrik mengalir ke basis transistor maka transistor akan bekerja seperti sebuah saklar tertutup. Akibatnya akan ada arus listrik mengalir dari kolektor ke emitor yang menyebabkan relay teraliri arus listrik.
Ketika relay teraliri arus listrik, maka relay akan bekerja menarik saklar sehingga saklar tertutup dan dapat mengalirkan arus ac (PLN) ke bazzer dan bazzer akan berbunyi.



BAB V
PENUTUP

5.1          Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan yang sudah dijelaskan yaitu bahwa dalam rangkaian Alarm Cahaya akan bekerja bila cahaya atau sinar yang masuk memiliki nilai resistansi kecil atau terang maka Buzzer tidak menyala, sedangkan sebaliknya jika cahaya yang masuk memiliki nilai resstansinya besar atau gelap maka buzzer akan mengeluarkan suara.
5.2          Saran
Beberapa saran yang dapat kami sampaikan yaitu :
1.      Sebaiknya pada saat mensolder suatu komponen solder jangan langsung menempel ke komponen secara bersamaan agar komponen tidak cepat rusak.
2.      Sebelum melakukan bor pada PCB, pastikan letak penempatan komponen sudah benar, seperti menaruh Relay. Kaki-kaki relay harus tepat agar tidak salah pada saat melakukan bor di PCB nya.
3.      Perhatikan dalam menyusun rangkaian pada alat sehingga tidak ada yang terbalik dalam penyusunan kaki–kaki pada rangkaian, seperti kaki transistor dan diode nya.
4.      Yang terakhir pada saat melakuan tes atau uji coba, pastikan tidak terlalu lama, karena dapat menyebabkan komponen cepat panas, terutama transistor. Karena menurut kami transistor sensitif atau cepat panas, sehingga menyebabkan transistor harus diganti.




DAFTAR PUSTAKA
http://teknikelektronika.com/pengertian-relay-fungsi-relay/
http://teknikelektronika.com/fungsi-dioda-cara-mengukur-dioda/
http://skemaku.com/kode-warna-resistor-dan-cara-membacanya/


LAMPIRAN
  • Skema Rangkaian






  • Lay Out / Hasil Rangkaian




  • Tabel Pengamatan Data
TRANSISTOR NPN KE 1
Keadaan Hidup
Keadaan Mati
Kaki
Tegangan (Volt)
Kaki
Tegangan (Volt)
C
1
C
0
B
0
B
-12
E
0.1
E
-12
TRANSISTOR NPN KE 2
Keadaan Hidup
Keadaan Mati
Kaki
Tegangan (Volt)
Kaki
Tegangan (Volt)
C
5
C
-14
B
5
B
-12
E
0
E
-12
TRANSISTOR NPN KE 3
Keadaan Hidup
Keadaan Mati
Kaki
Tegangan (Volt)
Kaki
Tegangan (Volt)
C
0
C
-12
B
0
B
-14
E
0
E
0
TRANSISTOR PNP
Keadaan Hidup
Keadaan Mati
Kaki
Tegangan (Volt)
Kaki
Tegangan (Volt)
C
1
C
0
B
0
B
0
E
0
E
-12

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Sistem Informasi Manajemen

Pengertian Search Engine (Mesin Pencari)

Manajemen resiko pada proyek dan jenis-jenis resiko