Manajemen resiko pada proyek dan jenis-jenis resiko
TUGAS
MANAJEMEN PROYEK DAN MANAJEMEN RESIKO
Nama : DONI ALIP
NPM : 42116164
Kelas : 2DC02
Dosen : ITAR MINTARSIH
1.
Manajemen
Resiko Pada Proyek
Manajemen
risiko pada proyek meliputi langkah memahami dan mengidentifikasi masalah
potensial yang mungkin terjadi, mengevaluasi, memonitoring dan menangani
risiko. Manajemen risiko yang proaktif artinya menjawab bagaimana orang
secara aktif berusaha mengurangi risiko serta memperbaiki tingkat probabilitas
keberhasilan pelaksanaan proyek.
Risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akiat dari kejadian tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu akibat yang mungkin terjadi untuk satu kejadian tertentu. Pada umumnya risiko dipandang daru perspektif negatif, seperti kehilangan, bahaya, kerugian, kegagalan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut pada prinsipnya merupakan bentuk ketidak pastian yang mestinya dipahami dan dikelola secara efektif sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi organisasi.
Per definisi risiko merupakan suatu kesempatan atau peluang yang secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
Risk exposure = risk likelihood x risk impact
Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang dikuantifisir menjadi angka probabilitas, risk impact adalah dampak dari peristiwa tersebut yang biasanya diukur dengan satuan moneter misalnya rupiah, sedang tingkat kepentingan risiko disebut risk exposure, yang dalam analisis biaya-manfaat akan mencerminkan besarnya biaya. Risk exposure inilah yang nantinya akan diperbandiongkan dengan risk exposure suatu pekerjaan lainnya dan menjadi acuan bagi orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.
Jenis-Jenis Risiko
Menurut IRM (2002), ada setidaknya 4 jenis risiko yang selama ini sudah dikenal orang, yakni:
Risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akiat dari kejadian tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu akibat yang mungkin terjadi untuk satu kejadian tertentu. Pada umumnya risiko dipandang daru perspektif negatif, seperti kehilangan, bahaya, kerugian, kegagalan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut pada prinsipnya merupakan bentuk ketidak pastian yang mestinya dipahami dan dikelola secara efektif sehingga dapat menjadi nilai tambah bagi organisasi.
Per definisi risiko merupakan suatu kesempatan atau peluang yang secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut:
Risk exposure = risk likelihood x risk impact
Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang dikuantifisir menjadi angka probabilitas, risk impact adalah dampak dari peristiwa tersebut yang biasanya diukur dengan satuan moneter misalnya rupiah, sedang tingkat kepentingan risiko disebut risk exposure, yang dalam analisis biaya-manfaat akan mencerminkan besarnya biaya. Risk exposure inilah yang nantinya akan diperbandiongkan dengan risk exposure suatu pekerjaan lainnya dan menjadi acuan bagi orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.
Jenis-Jenis Risiko
Menurut IRM (2002), ada setidaknya 4 jenis risiko yang selama ini sudah dikenal orang, yakni:
·
Risiko
Operasional, yakni risiko yang berhubungan dengan operasional organisasi, antra
lain misalnya risiko yang mencakup sistem organisasi, proses kerja, teknologi
dan sumber daya manusia.
·
Risiko
Finansial, yakni risiko yang berdampak pada kinerja keuangan organisasi seperti
kejadian risiko akibat dari fluktuasi mata uang, tingkt suku bunga termasuk
risiko pemeberian kredit, likuiditas da kondisi pasar.
·
Hazard
Risk, yaitu risiko yang terkait dengan kecelakaan fisik seperti kerusakan
karena kebakaran, gempa bumi, ancaman fisik dll
·
Risiko
stratejik, yaitu risiko yang ada hubungannya dengan strategi perusahaan,
politik, ekonomi, hukum. Risiko ini juga terkait dengan reputasi kepemimpinan
organisasi dan perubahan selera pelanggan.
Manajemen Risiko Proyek
Secara umum, tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah atau meminimisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui penghindaran risiko atau persiapan rencana kontingensi yang berkaitan dengan risiko tersebut. Dalam manajemen proyek risiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi yang tidak pasti, dan jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau bisa juga negatif pada tujuan proyek. Suatu risiko mempunyai sebab dan bila terjadi akan membawa dampak, oleh karena itu risiko dapat dinyatakan sebagai fungsi dari kemungkinan dan dampak.
Lebih jauh, dalam konteks manajemen proyek, manajemen risiko proyek dipahami sebagai seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis dan merespon risiko selama umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek.. Manajemen risiko proyek yang baik akan mampu memperbaiki tingkat keberhasilan proyek secara signifikan. Bagaimanapun, manajemen risiko proyek akan memberikan suatu pengaruh positif dalam hal memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang realistis dan estimasi biaya yang baik.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen risiko proyek yakni:
Secara umum, tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah atau meminimisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui penghindaran risiko atau persiapan rencana kontingensi yang berkaitan dengan risiko tersebut. Dalam manajemen proyek risiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi yang tidak pasti, dan jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau bisa juga negatif pada tujuan proyek. Suatu risiko mempunyai sebab dan bila terjadi akan membawa dampak, oleh karena itu risiko dapat dinyatakan sebagai fungsi dari kemungkinan dan dampak.
Lebih jauh, dalam konteks manajemen proyek, manajemen risiko proyek dipahami sebagai seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis dan merespon risiko selama umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek.. Manajemen risiko proyek yang baik akan mampu memperbaiki tingkat keberhasilan proyek secara signifikan. Bagaimanapun, manajemen risiko proyek akan memberikan suatu pengaruh positif dalam hal memilih proyek, menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang realistis dan estimasi biaya yang baik.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen risiko proyek yakni:
·
Identifikasi,
analisis dan penilaian risiko di awal proyek secara sistematis serta
mengembangkan rencana untuk mengantisipasi risiko.
·
Mengalokasikan
tanggungjawab kepada pihak yang paling sesuai untuk mengelola risiko
·
Memastikan
bahwa biaya penanganan risiko adalah cukup kecil dibanding nilai proyek.
Artinya bahwa biaya yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari suatu
risiko realatif lebih rendah atau sama dengan besaran manfaat dari
terhindarnya/ berkurangnya risiko tersebut.
Ketidakpastian
Risiko
Pengambilan keputusan secara umum bisa masuk ke dalam tiga kategori, yaitu
Pengambilan keputusan secara umum bisa masuk ke dalam tiga kategori, yaitu
·
Pengambilan
keputusan dalam kondisi pasti. Yang dimaksud di sini adalah bahwa dalam kondisi
pasti, artinya semua informasi tentang suatu peristiwa dapat ditentukan dengan
pasti sehingga hasil setiap keputusan dapat diketahui dengan pasti pula.
Perbandingan dari berbagai alternatif keputusan dapat dilakukan secara langsung
karena semua informasi terkait alternatif keputusan dapat diketahui dengan
pasti
·
Pengambilan
keputusan di bawah risiko. Artinya bahwa bahwa keputusan diambil dengan
kondisi tersedianya informasi yang pasti tentang kemungkinan dan dampak
sehingga nilai harapan dapat diketahui.
·
Pengambilan
keputusan dalam ketidakpastian. Artinya keputusan diambil dengan kondisi dimana
informasi tentang kemungkinan dan dampak tidak dapat diperoleh sehingga orang
tidak dapat memperkirakan apapun tntang kemungkinan-keumngkinan.
Proses Manajemen Risiko
Proses manajemen risiko memberikan gambaran kepada kita bahwa untuk mengelola risiko ada beberapa tahapan yakni:
Proses manajemen risiko memberikan gambaran kepada kita bahwa untuk mengelola risiko ada beberapa tahapan yakni:
1. Perencanaan Manajemen Risiko.
Perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana
mendekati dan merencanakan kegiatan manajemen risiko untuk sebuah proyek.
Dengan mempertimbangkan lingkup proyek, rencana manajemen proyek, faktor
lingkungan perusahaan, maka tim proyek dapat mendiskusikan dan menganalisis
aktivitas manajemen risiko untuk proyek-proyek tertentu.
Untuk membuat perencanan manajemen risiko, ada bebrapa hal yang diperlukan yakni 1) Project Charter, yakni dokumen yang dikeluarkan oleh manajemen senior yang secara formal menyatakan adanya suatu proyek. Dokumen ini memberi otorisasi kepada manajer proyek untuk menggunakan sumberdaya organisasi untuk melaksanakan aktivitas proyek. 2) Kebijakan manajemen risiko, 3) Susunan peran dan tanggung jawab 4) Toleransi stakeholder terhadap risiko 5) Tamplate untuk rencana manajemen risiko organisasi 6) Work Breakdown Structure (WBS)
Output dari perencanaan manajemen risiko adalah Risk Management Plan yang berisi:
Untuk membuat perencanan manajemen risiko, ada bebrapa hal yang diperlukan yakni 1) Project Charter, yakni dokumen yang dikeluarkan oleh manajemen senior yang secara formal menyatakan adanya suatu proyek. Dokumen ini memberi otorisasi kepada manajer proyek untuk menggunakan sumberdaya organisasi untuk melaksanakan aktivitas proyek. 2) Kebijakan manajemen risiko, 3) Susunan peran dan tanggung jawab 4) Toleransi stakeholder terhadap risiko 5) Tamplate untuk rencana manajemen risiko organisasi 6) Work Breakdown Structure (WBS)
Output dari perencanaan manajemen risiko adalah Risk Management Plan yang berisi:
Metodologi
yang menguraikan definisi alat, pendekatan, sumber data yang mungkin digunakan
dalam manajemen risiko proyek tertentu
Peran
dan Tanggung Jawab yang menguraikan tanggung jawab dan peran utama serta
pendukung berikut keanggotaan tim manajemen risiko untuk setiap tindakan
Budget
yang berisi rencana anggaran untuk manajemen risiko proyek
Waktu
yang berisi rencana waktu pelaksanaan proses manajemen risiko di sepanjang
siklus proyek
Scoring
dan Intepretasi yang menguraikan metode skoring dan intepretasi yang sesuai
tipe dan waktu analisis risiko kualitatif maupun kuantitatif.
2. Identifikasi Risiko
Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi risiko
dimulai dengan memahami apa sebenarnya yang disebut sebagai risiko. Berikutnya
adalah pendefinisian risiko yang mungkin mempengaruhi tingkat keberhasilan
proyek dan mendokumentasikan karakteristik dari tiap-tiap risiko dengan
melakukan Hasil utama dari langkah ini adalah risk register.
Identifikasi
risiko dapat dilakukan dengan analisis sumber risiko dan analisis masalah
Analisis sumber risiko yaitu analisis risiko dengan melihat darimana risiko
berasal. Ada tiga sumber risiko yang sudah banyak dikenal yakni Risiko internal
yakni risiko yang bersumber dari internal organisasi yang dapat dikategorikan
dalam non technical risk (manusia, material, keuangan) dan technical risk
(disain, konstruksi dan operasi). Analisis masalah adalah analisis risiko
yang terkait dengan kekawatiran
Untuk dapat mengidentifikasi risiko setidaknya ada empat metode yang digunakan, yakni 1) Identifikasi risiko berdasarkan tujuan Yaitu risiko diidentifikasi berdasarkan sejauh mana suatu peristiwa dapat membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau secara keseluruhan pekerjaan proyek. 2) Identifikasi Risiko berdasarkan Skenario. Yakni risiko diidentifikasi berdasarkan skenario yang dibuat berdasarkan perkiraan terjadinya sebuah peristiwa. 3) Identifikasi risiko berdasarkan Taksonomi. Yakni risiko dibreakdown berdasarkan sumber risiko dengan menggunakan pengetahuan praktik yang ada melalui daftar pertanyaan yang telah disusun yang jawabannya akan menunjukkan risiko yang ada. 4) Common risk check. Yakni risiko yang sudah biasa terjadi didaftar dan dilakukan pemilihan mana risiko yang sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan.
Untuk dapat mengidentifikasi risiko setidaknya ada empat metode yang digunakan, yakni 1) Identifikasi risiko berdasarkan tujuan Yaitu risiko diidentifikasi berdasarkan sejauh mana suatu peristiwa dapat membahayakan pencapaian tujuan secara perbagian atau secara keseluruhan pekerjaan proyek. 2) Identifikasi Risiko berdasarkan Skenario. Yakni risiko diidentifikasi berdasarkan skenario yang dibuat berdasarkan perkiraan terjadinya sebuah peristiwa. 3) Identifikasi risiko berdasarkan Taksonomi. Yakni risiko dibreakdown berdasarkan sumber risiko dengan menggunakan pengetahuan praktik yang ada melalui daftar pertanyaan yang telah disusun yang jawabannya akan menunjukkan risiko yang ada. 4) Common risk check. Yakni risiko yang sudah biasa terjadi didaftar dan dilakukan pemilihan mana risiko yang sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan.
3. Analisis Risiko Kualitatif
Analisis kualitatif salam manajemen risiko adalah
proses menilai dampak dan kemungkinan risko yang sudah diidentifikasi. Proses
ini dilakukan dengan menyusun risiko berdasarkan dampaknya terhadap tujuan
proyek. Analisis ini merupakan cara prioritisasi risiko sehingga membentuk
gambaran risiko yang harus mendapat perhatian khusus dan cara merespon risiko
tersebut seandainya terjadi.
4. Analisis Risiko Kuantitatif
Analisis risiko secara kuantitatif merupakan metode
untuk mengidentifikasi risiko kemungkinan kegagalan sistem dan memprediksi
besarnya kerugian. Analisis ini dilakukan dengan mengaplikasikan formula
matematis yang dikaitkan dengan nilai finansial. Secara matematis penghitungan
risiko dilajkukan dengan mengalikan tingkat kemungkinan kejadian dengan dampak
yang ditimbulkan. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengambil langkah
strategis dalam mengatasi risiko yang teridentifikasi.. Meskipun analisis
kuantitatif ini menggunakan pendekatan matematis, namun pada prinsipnya
analsisi ini merupakan tindak lanjut yang mengikuti hasil analisis kualitatif.
Kesulitan utama dalam analisis risiko kuantitatif adalah pada saat menentukan
tingkat kemungkinan karena data-data statistik belum tentu tersedia untuk semua
peristiwa.
5. Penanganan Risiko
Penangan risiko diartikan sebagai proses yang
dilakukan untuk meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai pada batas
yang dapat diterima. Sacra kuantitatif, upaya meminimalisasi risiko dilakukan
dengan menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada turunnya angka hasil ukur
yang diperoleh dari analisis risiko. Meskipun dalam penanganan risiko dapat
dilakukan dengan satu atau lebih cara yang diaplikasikan secara bersamaan atau
simultan misalnya mengurangi risiko sekaligus mengalihkan risiko, namun secara
umum, teknik yang digunakan untuk menangani risiko dikelompokkan menjadi
beberapa kategori, yaitu 1) Menghindari risiko yakni dengan tidak melakukan
aktivitas yang beresiko dan memilih melakukan kegiatan yang tidak memiliki
risiko. 2) Mitigasi/ Reduksi/ Mengurangi risiko yakni dengan melakukan tindakan
untuk mengurangi peluang terjadinya peristiwa yang tidak diharap. Misalnya
dengan memilih orang-orang yang kompeten untuk dipekerjakan di proyek. 3)
Menerima risiko yakni tetap melakukan pekerjaan yang mengandung risiko dengan
tidak melakukan perubahan apapun namun menyiapkan rencana kontingensi jika
risiko terjadi. 4) Tranfer Risiko yakni dengan mengalihkan risiko ke pihak lain
misalnya dengan membeli asuransi.
2. Jenis-Jenis Resiko
Resiko dapat dibedakan dengan berbagai cara
(Djojosoedarso, 2003)
antara lain :
1. Resiko yang tidak disengaja (resiko muni) yaitu resiko yang apabila
terjadi menimbulkan kerugian dan terjadi tanpa sengaja misalnya
resiko terjadinya kebakaran, bencana alam, pencurian, penggelapan,
pengacauan dsb
2. Resiko yang disengaja (Resiko spekulatif) yaitu resiko yang sengaja
ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar terjadinya ketidakpastian
memberikan keuntungan kepadanya, misalnya resiko utang piutang,
perjudian, perdagangan berjangka (hedging) dsb
3. Resiko fundamental adalah resiko yang penyebabnya tidak dapat
dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya
seseorang tetapibanyak orang misalnya banjir,angin topan dsb
4. Resiko khusus adalah resiko yang bersumber pada peristiwa yang
mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabanya seperti kapal
kandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil dsb.
5. Resiko Dinamis adalah resiko yang timbul akibat perkembangan dan
kemajuan (dinamika) masyarakat dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi kebalikannya disebut resiko statis seperti kematian dan hari
tua.
antara lain :
1. Resiko yang tidak disengaja (resiko muni) yaitu resiko yang apabila
terjadi menimbulkan kerugian dan terjadi tanpa sengaja misalnya
resiko terjadinya kebakaran, bencana alam, pencurian, penggelapan,
pengacauan dsb
2. Resiko yang disengaja (Resiko spekulatif) yaitu resiko yang sengaja
ditimbulkan oleh yang bersangkutan agar terjadinya ketidakpastian
memberikan keuntungan kepadanya, misalnya resiko utang piutang,
perjudian, perdagangan berjangka (hedging) dsb
3. Resiko fundamental adalah resiko yang penyebabnya tidak dapat
dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya
seseorang tetapibanyak orang misalnya banjir,angin topan dsb
4. Resiko khusus adalah resiko yang bersumber pada peristiwa yang
mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabanya seperti kapal
kandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil dsb.
5. Resiko Dinamis adalah resiko yang timbul akibat perkembangan dan
kemajuan (dinamika) masyarakat dibidang ilmu pengetahuan dan
teknologi kebalikannya disebut resiko statis seperti kematian dan hari
tua.
Dari sisi sumber/penyebab resiko dapat dibedakan
kedalam 2 bagian :
1. Resiko intern yaitu resiko yang berasal dari dalam perusahaan itu
sendiri, seperti kesalahan kerja, korupsi, kesalahan manajemen dsb.
2. Resiko Ekstern resiko yang berasal dari luar perusahaan seperti
resiko pencurian, penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan
kebijakan pemerintah dsb.
1. Resiko intern yaitu resiko yang berasal dari dalam perusahaan itu
sendiri, seperti kesalahan kerja, korupsi, kesalahan manajemen dsb.
2. Resiko Ekstern resiko yang berasal dari luar perusahaan seperti
resiko pencurian, penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan
kebijakan pemerintah dsb.
Dapat tidaknya resiko yang dialihkan ke pihak lain :
1. Resiko yang dapat dialihkan ke pihak lain dengan
mempertanggungkan suatu objek yang terkena resiko kepada
perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi asuransi
sehingga kerugian menjadi tanggungan (pindah) ke fihak
perusahaan asuransi.
2. Resiko yang tidak dapat dialihkan ke pihak lain (tidak dapat
diasuransikan), umumnya meliputi semua jenis resio spekulatif.
1. Resiko yang dapat dialihkan ke pihak lain dengan
mempertanggungkan suatu objek yang terkena resiko kepada
perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi asuransi
sehingga kerugian menjadi tanggungan (pindah) ke fihak
perusahaan asuransi.
2. Resiko yang tidak dapat dialihkan ke pihak lain (tidak dapat
diasuransikan), umumnya meliputi semua jenis resio spekulatif.
Komentar
Posting Komentar